Hamas-Israel Respons Baru Gencatan Senjata, Akankah Diperpanjang?
Gencatan senjata sementara di Gaza, Palestina, antara Israel dan Hamas tinggal beberapa hari lagi setelah empat hari berlalu sejak Jumat waktu setempat. Kemungkinan perpanjangan gencatan senjata masih belum jelas, tetapi ada pembicaraan mengenai kemungkinan pembebasan sandera sebagai imbalan.
Petinggi Hamas, Osama Hamdan, memberikan respons terbaru terkait perpanjangan gencatan senjata. Dalam wawancara dengan Al-Jazeera dari Beirut, Lebanon, Hamdan mengharapkan Presiden AS Joe Biden akan mendorong Israel untuk menghentikan perang di Jalur Gaza. Hamdan menegaskan bahwa solusi sebenarnya adalah mengakhiri serangan Israel terhadap Gaza dan menekan Israel untuk mengikuti resolusi internasional mengenai rakyat Palestina.
Presiden Biden, meski tidak langsung menjawab Hamas, menyatakan dukungannya terhadap solusi dua negara sebagai cara untuk menjamin keamanan jangka panjang bagi rakyat Israel dan Palestina. Meskipun mengalami tekanan di dalam negeri terkait kebijakan perang di Gaza, Biden menyatakan komitmennya untuk mencapai tujuan tersebut.
Di sisi Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu melaporkan kepada Biden bahwa Israel akan melanjutkan kampanye di Gaza setelah gencatan senjata, bahkan dengan kekuatan penuh. Namun, Netanyahu juga menyatakan kesiapannya untuk menyambut perpanjangan gencatan senjata jika hal tersebut memfasilitasi pembebasan 10 sandera tambahan setiap hari, sesuai dengan kesepakatan awal.
Gencatan senjata sementara diumumkan oleh mediator Qatar, dengan Israel menghentikan serangan dan membebaskan tawanan Palestina, sementara Hamas melepaskan bendera Israel yang mereka tangkap pada serangan 7 Oktober. Palang Merah Internasional melaporkan pembebasan 17 sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza dan 19 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel pada Minggu malam.
